Teknik komunikasi koperatif adalah teknik komunikasi wireless yang memanfaatkan beberapa mobile station dengan antena-tunggal pada kondisi multiuser untuk membentuk suatu virtual multiple-antenna. Dengan membentuk virtual-antenna tersebut maka dapat tercapai kondisi menyerupai transmit diversity yang dapat memberikan keuntungan dalam mengatasi efek fading.
Teknik komunikasi koperatif dapat membentuk diversity dengan cara baru dan berbeda dengan teknik transmit diversity. Latar belakang dikembangkan teknik diversity adalah karena kanal komunikasi wireless selalu mengalami fading sehingga redaman sinyal dapat bervariasi secara signifikan melalui beberapa lintasan yang berbeda. Dengan mengirimkan beberapa sinyal yang sama secara independen dapat membentuk diversity dan secara efektif mengatasi efek fading pada sinyal karena pada penerima didapat sinyal dengan versi fading yang berbeda. Kemudian sinyal yang berbeda versi fading tersebut dikombinasikan untuk mendapatkan informasi yang dikirim. Dalam kondisi khusus, spatial diversity dapat dicapai dengan mengirimkan sinyal dari lokasi yang berbeda.
Contoh dasar dari teknik komunikasi koperatif dapat dilihat pada Gambar 2.1. Pada gambar tersebut terlihat dua mobile-station berkomunikasi dengan tujuan (destination) yang sama. Setiap mobile-station memiliki sebuah antena dan tidak dapat membentuk spatial diversity sendiri. Namun, sebuah mobile-station dapat menerima sinyal dari mobile-station yang lain dan dapat mengirimkan versi yang sama dengan yang diterimanya ke tujuan. Karena lintasan fading dari dua mobile-station tersebut berbeda dan saling independen, maka hal ini dapat membentuk spatial diversity.
Gambar 2.1 Komunikasi Koperatif.
Gambar 2.2 User Sebagai Pengguna dan Relay.
Dalam komunikasi koperatif, setiap mobile-station atau pengguna diasumsikan dapat mengirimkan informasi sama baiknya ketika berperan menjadi agen koperatif (relay) untuk pengguna lain (sumber/source). Hal tersebut diilustrasikan dalam Gambar 2.2. Sehingga relay dapat mengirimkan informasinya sendiri dan informasi dari sumber ke tujuan baik secara bersamaan maupun bergantian. Namun dalam prosesnya bisa saja sebuah relay hanya mengirimkan informasi dari sumber, karena pada saat itu relay tidak sedang mengirimkan informasi ke tujuan.
Ada dua macam skenario yang digunakan dalam komunikasi koperatif yaitu skenario relay dan skenario simetris. Dalam skenario relay, relay merupakan terminal yang memang khusus dipergunakan sebagai relay, dan terminal yang sedang idle atau sedang tidak melakukan proses pengiriman maupun penerimaan data, sehingga berubah fungsi menjadi relay untuk membantu proses transmisi data ke terminal yang lain. Sedangkan dalam skenario simetris, relay berupa user lain yang yang saat memebantu transmisi user lain relay ini masih dapat mengirimkan datanya sendiri. Sehingga dalam transmisinya user lain harus menyediakan slot khusus untuk menampung data user lain.
Komunikasi koperatif merupakan perkembangan dari teknik MIMO. Dalam Teknik MIMO memilki keunggulan untuk komunikasi melaui point-to-pint jalur menggunakan beberapa antena pada transmitter yang jumlahnya sama dengan penerima telah menunjukkan perbaikan dalam reliability dan throughput. Teknik ini dapat digunakan untuk memperbaiki masalah jalur yang lemah dalam jaringan ad-hock. Namun melihat dari bentuk, biaya yang dikeluarkan serta hardware yang dibutuhkan untuk teknik MIMO dalam jaringan ad-hoc tidak memungkinkan terutama untuk jaringan yang kecil atau yang membutuhkan alat dengan ukuran kecil sehingga dikembangkanlah teknik koperatif diversity. Komunikasi Koperatif mempunyai kelebihan yang dimiliki Teknik MIMO yaitu mengurangi efek fading terutama saat jarak pengirim dan penerima yang jauh.